Beberapa dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata angpao, bukan? Secara umum angpao memang lebih dikenal sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek. Bagi masyarakat Tionghoa, pemberian angpao kepada yang masih lajang dan anak-anak adalah bagian dari tradisi yang tidak dapat dipisahkan. Angpao Imlek biasanya berwarna merah dan memiliki berbagai macam jenis gambar dan desain. Pada saat perayaan Imlek, angpao yang digunakan biasanya memiliki motif dan gambar yang menggambarkan seekor naga.
Jika Anda ingin membeli angpao dengan mudah dan memiliki pilihan beragam, e-commerce seperti Shopee adalah pilihan yang tepat. Anda dapat menemukan berbagai angpao Imlek dengan banyak pilihan yang dapat Anda pilih sesuai selera. Jika Anda masih kebingungan dan butuh bantuan untuk memilih angpao terbaik, Anda dapat belanja melalui Shopee Video untuk mendapatkan rekomendasi produk serta cashback di setiap harinya. Bagi Anda yang masih bingung apa itu cashback ? Cashback adalah penawaran untuk pengguna dalam bentuk pengembalian uang dalam bentuk uang tunai, dompet digital atau e-wallet, koin virtual, produk, hingga voucher.
Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sih sebenarnya makna dari bagi-bagi angpao saat Imlek? Bagaimana sejarahnya bagi-bagi angpao tersebut? Serta bagaimana sebenarnya cara memberikan angpao dengan benar? Simak penjelasan di bawah ini.
Makna Angpao Saat Imlek
Kata angpao berasal dari dua suku kata, yaitu ang dan pao. Ang berarti merah dan pao memiliki arti amplop, maka angpao dapat dimaknai sebagai amplop merah. Maka dari itulah angpao biasanya berwarna merah. Warna merah juga memiliki arti tersendiri, yaitu sebagai simbol keberuntungan. Makna secara mendalam dari angpao adalah tentang simbol kepedulian antar sesama, serta sebagai bentuk kegembiraan antar sesama terutama yang kurang berkecukupan.
Tidak hanya itu, angpao juga merupakan wujud rasa syukur atas rezeki yang telah di dapat selama 1 tahun terakhir. Perwujudan ini kemudian disalurkan dengan cara membagikannya dengan orang yang lebih membutuhkan sehingga dapat merasakan kebahagiaan dan kegembiraan bersama. Selain itu, angpao yang diberikan juga berisi harapan agar penerimanya dilimpahkan rezeki dan keberuntungan di tahun yang baru. Hal ini juga yang membuat pemberian angpao tidak boleh kepada sembarang orang
.
Mengenal Angpao Lewat Sejarah
Sejarah penggunaan dan pemberian angpao telah dilakukan sejak zaman Dinasti Qin. Pada awalnya orang tua memberikan serangkaian koin yang dihubungkan dengan benang merah dan diberikan kepada anak-anak atau generasi muda sebagai ya sui qian. Arti dari ya sui qian bertujuan sebagai uang yang digunakan untuk mengusir roh jahat. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa ya sui qian dapat melindungi penerimanya dari penyakit bahkan kematian.
Kepercayaan akan adanya roh jahat ini berakar pada cerita rakyat pada setiap malam tahun baru. Cerita rakyat Tionghoa melibatkan iblis jahat bernama Sui yang muncul pada setiap malam Tahun Baru Imlek. Sui muncul untuk mencari anak-anak yang sedang tertidur dan menyentuh kepalanya sehingga menyebabkan mereka jatuh sakit bahkan hingga meninggal.
Karena kemunculan iblis ini, orang tua akan terjaga sepanjang malam untuk melindungi anak-anak mereka agar terhindar dari sentuhan Sui. Selain itu, para orang tua juga memanjatkan doa agar para dewa melindungi anak-anaknya dari gangguan roh jahat sehingga dapat berumur panjang.
Doa tersebut kemudian didengar oleh para dewa dengan mengirimkan delapan peri untuk membantu para orang tua dan melindungi anak-anak mereka. Delapan peri tersebut kemudian menjelma menjadi delapan koin yang dibungkus di dalam kertas merah dan kemudian diletakkan di bawa bantal dengan tujuan dapat mengusir serta menangkal kekuatan roh jahat. Kemudian saat malam tahun baru dan Sui datang, cahaya keemasan muncul terpancar dari kertas merah dan membuat Sui kabur ketakutan.
Kisah ini dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok desa. Para orang tua sejak saat itu mulai membungkus koin dengan kertas merah sebagai bentuk perlindungan untuk anak-anak mereka agar terhindar dari gangguan roh jahat.
Seiring berjalannya waktu, angpao bukan lagi menjadi pelindung dari roh jahat, melainkan disimbolkan sebagai harapan baik yang membawa berkah, kebahagiaan, kegembiraan, serta rasa syukur bagi anak-anak.
Pedoman Pemberian Angpao
Sebagaimana esensi dan maknanya, pemberian angpao memiliki berbagai kriteria dan pedomannya tersendiri saat Tahun Baru Imlek, yaitu sebagai berikut.
1. Orang dewasa yang telah menikah diharapkan dapat memberikan angpao kepada yang lebih muda dan belum menikah.
2. Angpao juga dapat diberikan kepada adik, sepupu, atau keponakan yang lebih tua dan belum menikah.
3. Tidak ada kewajiban bagi kerabat tunggal untuk memberikan angpao pada yang lebih muda.
Selain pedoman, ada juga cara-cara dalam membagikan angpao saat Tahun Baru Imlek yang benar, yaitu sebagai berikut.
1.Angpao harus berwarna merah sebagai lambang keberkahan dan keberuntungan bagi penerima dan pemberinya.
2. Angpao tidak boleh diisi dengan angka 4 sebab memiliki pelafalan yang sama dengan kata ‘mati’.
3. Tidak boleh mengisi nomor ganjil di dalam angpao.
4. Angpao juga tidak boleh dititipkan atau diwakilkan.
Itulah makna dari pemberian angpao saat perayaan Tahun Baru Imlek. Tradisi ini juga telah berbaur dengan agama dan budaya di beberapa wilayah yang kemudian diadaptasi menjadi sesuatu yang baru. Seperti di Indonesia yang memiliki tradisi pemberian amplop atau THR kepada yang lebih muda atau anak-anak saat perayaan Idul Fitri.